NYI BENDE DUSUN PETE DESA SUKOHARJO
Dusun Pete merupakan salah satu dusun di Desa Sukoharjo Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang terletak disebelah Timur dari jantung kota kecamatan. Secara administratif dusun Pete berada di wilayah kecamatan Pabelan kabupaten Semarang. Pete merupakan salah satu dari 6 dusun yang berada di wilayah Desa Sukoharjo.
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, masyarakat dusun Pete tidak mengalami kesulitan untuk menjangkau tempat tujuan mereka, karena sarana kendaraan umum telah cukup memadai. Salah satu peletak dasar Semiotika, Barthes merujuk kepada “tanda-tanda” dan melihat tanda-tanda sebagai simbolsimbol budaya dan sebagai blok bangunan penting bahasa dan komunikasi. Tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dan perantara tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.
Simbol-simbol yang ada dalam mitos “Bendhe Nyai Ceper” agar dijadikan sebuah pembelajaran dan pedoman bagi kehidupan manusia. Terdapat hal lain yang menarik dalam tradisi upacara adat jamasan “Bendhe Nyai Ceper”, yakni masyarakat awam baik yang ada di dusun Pete maupun sekitarnya berebut untuk mendapatkan dua buah benda yang menjadi daya tarik dari prosesi upacara adat ini, di antaranya ada air dan terek
Simbol dari tanda akan adanya air dan terek dalam upacara penjamasan tersebut terdapat makna yang tersirat di dalamnya. Terdapat adanya makna dibalik simbol air dan terek yang bisa dijadikan pedoman bagi kehidupan manusia. Tradisi penetapan upacara jamasan “Bendhe Nyai Ceper” memang sudah dilaksanakan mengikuti berdasarkan naluri nenek moyang zaman dulu,
Tugas manusia zaman sekarang hanyalah mengikuti apa yang sudah ditetapkan oleh pendahulunya. Seperti yang dikatakan mbah Slamet sekaligus penerus yang dipasrahi “Bendhe Nyai Ceper”. “itu berdasarkan naluri nenek moyang dahulu, sejak saya kecil memang sudah seperti itu dilaksanakan pada bulan Syawal.
Seperti yang dijelaskan oleh juru kunci. “Saat upacara berlangsung gak boleh bicara yang aneh-aneh, istilahnya barang air bekas buat suci besi aja kok diminta buat rebutan, ndak boleh, kalau mau minta dan percaya silahkan minta” (karena upacara yang akan dilakukan adalah kegiatan yang sakral maka di dalam proses penjamasan harus menjaga perbuatan dan perkataan dengan rasa hormat dan sopan).
Yang kesemuanya bertujuan untuk meminta keselamatan bagi seluruh warga atau seluruh rakyat Indonesia.Selain dari ritual adat penjamasan yang setiap tahun harus dilaksanakan, ada juga terdapat ritual rutin bulanan yang harus dilakukan oleh sebagian orang yang dipercayai mengurus bendhe tersebut. Jadi ini lah bentuk budaya rakyat .
Menambah wawasan saya
BalasHapusNice
BalasHapusMenambah wawasan saya
BalasHapusGood
BalasHapus